Alhamdulillah, itulah kiranya kata yang terindah yang patut kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah yang berjudul “Media Komunikasi Massa “ ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kapada guru pembimbing mata pelajaran sejarah yaitu ibu “Sri Mulyana, S.Pd” yang telah memberikan penjelasan kepada kami tentang penyusunan makalah sejarah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan maupun dari segi bahasanya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah sejarah ini.
Akhirnya, semoga makalah sejarah yang kami susun ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sendiri sebagai penyusun. Amin !!!!!
Penyusun
MEDIA KOMUNIKASI MASSA
A.ASAL-USUL MEDIA KOMUNIKASI MASSA
nAda beberapa era yang dapat dijadikan sebagai pijakan untuk melihat sejarah perkembangan komunikasi massa
nMenurut Melvin DeFleur dan Sandra J.Ball-Rokeach dalam bukunya Theories of Mass Communication (1989), setidak-tidaknya disebutkan ada lima revolusi komunikasi massa :1) zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs and signals), 2) zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat komunikasi (the age of speech and language), 3) zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing), 4) zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of print), 5) zaman digunakannya media massa sebagai alat komunikasi (the age of mass communication)
A. Zaman Tanda dan Isyarat
Penggunaan tanda dan isyarat itu tidak berarti bahwa manusia pada zaman tersebut tidak dapat berkomunikasi.Gerak isyarat dan tanda itu dalam komunikasi dikenal dengan komunikasi non verbal. Secara umum, orang-orang yang tidak dapat berbicara mempunyai keterbatasan kemampuan untuk mengirimkan pesan dan menerima seperangkat arti.Dengan keterbatasan tersebut, mereka akan kesulitan untuk mengkonstruksikan sebuah pesan secara sempurna. Ini berarti bahwa pengembangan budaya yang relatif kompleks sangat tidak mungkin dilakukan pada zaman ini. Keterbatasan yang ada pada mereka ini dapat menjadi alasan mengapa budaya mereka (manusia era itu) dibangun dengan sangat lambat.
B.Zaman Bahasa Lisan
Kemampuan yang dimiliki manusia pada era ini memang tidak menyebabkan perubahan yang besar, tetapi secara pasti sangat memungkinkan peradaban mereka bergerak maju dan pasti. Kata-kata, angka, dan simbol lain – termasuk aturan berbahasa yang telah dibangun – memungkinkan keberadaan manusia untuk menanggulangi tantangan lingkungan fisik dan sosial mereka. Dengan sistem simbolik yang dimiliki individu dapat mengklasifikasi, mengirim, menerima, dan mengerti pesan lebih baik. Meskipun bahasa tidak membawa perubahan secara langsung, tetapi telah mampu membawa perubahan dan pembentukan peradaban yang lebih maju
C.Zaman Tulisan
Pada era ini sudah ada standarisasi huruf (alfabet). Lambat laun sistem tulisan alfabetis ini berkembangsecara cepat dan lengkap. Hal yang penting dalam era ini adalah perubahan dari menulis di batu ke media portable dan industri ringan.Perkembangan ini memberikan pengaruh pada perubahan kelembagaan. Gagasan yang dibuat, direkam, dilipatgandakan, dan digambar serta diwariskan pada generasi selanjutnya. Fenomena ini menjadi tahapan penting dalam proses menuju zaman digunakannya mesin cetak sebagai alat komunikasi.
D. Zaman Cetak
Lepas dari zaman tulisan, salah satu penyempurnaan paling besar dari perkembangan komunikasi manusia adalah ditemukannya cetakan. Melvin D.Fleur dan Sandra J.Ball-Rokeach (1989) mengatakan ada dua hal penting yang layak dicermati dalam era ini.Pertama, media surat kabar dan juga media cetak lainnya bisa muncul setelah seperangkat kompleksitas elemen budaya muncul dan terus berkembang di masyarakat.
Kedua, seperti hampir terjadi pada semua penemuan sebelumnya, penemuan mesin cetak merupakan gabungan antara elemen dalam masyarakat. Masyarakat menerima perkembangan media cetak karena tak lain sebagai sebuh kompleks budaya yang terus berkembang. Pada akhir abad ke-19 menjadi jelas munculnya beberapa bentuk media cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah yang digunakannya secara luas oleh masyarakat. Charles Horton Cooley menyatakan, ada beberapa faktor yang membuat media baru jauh lebih efisien daripada proses-proses komunikasi pada masyarakat sebelumnya. Media baru tersebut lebih efektif sebagai:
1).Expressivenes (membawa perluasan gagasan dan perasaan)
2).Permanent of record (mengatasi waktu)
3).Swiffness (mengatasi ruang), dan
4).Diffussion (jalan masuk ke kelas-kelas dalam masyarakat)
E. Zaman Komunikasi Massa
Dengan kemunculan media cetak, langkah aktivitas komunikasi mulai menanjak cepat.Demikian juga munculnya radio, kemudian televisi mengakibatkankomunikasi massa menjadi satu hal penting dan menjadi bagian dalam kehidupan modern ini. Abad komunikasi massa dipaksa berkembang lebih cepat lagi dengan munculnya internet sebagai bagian dari media massa. Internet telah mampu mengatasi ruang dan waktu proses penyebaran informasidi dunia ini.Sketsa singkat peralihan utama di dalam kemampuan orang-orang untuk berkomunikasi menunjukkan dua faktor utama.Pertama, revolusi komunikasi sedang terjadi sepanjang keberadaan manusia. Kedua, pertumbuhan media massa telah terjadi dengan sangat luar biasa akhir-akhir ini. Munculnya era komunikasi massa merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Komunikasi massa merupakan keniscayaan sejarah perkembangan manusia dalam melakukan komunikasi. Semakin cerdas manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi yang dilakukan.
B.PERKEMBANGAN MEDIA KOMUNIKASI MASSA DI INDONESIA
Perkembangan sejarah media komunikasi massa di Indonesia telah ada sejak masa kolonial Belanda. Media komunikasi massa yang ada pada waktu itu antara lain pers, radio dan film. Media komunikasi seperti itu langsung di kuasai oleh pemerintah Belanda dan orang-orang Cina. Media komunikasi itu menjadi alat pemerintah kolonial untuk melakukan propaganda. Walaupun demikian, media massa juga memegang peranan penting dalam kebangkitan nasional dan perkembangan partai-partai politik. Melalui media komunikasi massa, maka bangkitlah semangat juang rakyat untuk mengadakan perlawanan terhadap penjajahan, sehingga tercapai kemerdekaan Indonesia. Media massa menjadi alat yang sangat penting dalam perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini terbukti dari tercapainya kesepakatan untuk mencapai kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia melalui SumpahPemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang sepenuhnya mengendalikan media komunikasi massa seperti surat kabar, majalah, kantor berita, radio, film, sandiwara dan sebagainya. Untuk menguasai daerah tertentu, mereka mengadakan misi propaganda. Walaupun media massa di kuasai oleh pemerintah Jepang, namun Jepang tidak dapat mempengaruhi munculnya seniman-seniman atau pengarang-pengarang lagu-lagu perjuangan. Pada masa ini media komunikasi massa mengalami satu tahap kemajuan. Kebudayaan dan kesenian maju dengan pesat. Dimana-mana lahir seniman-seniman atau komponis-komponis nasionalis yang mengubah lagu-lagu Indonesia sehingga membakar rasa nasionalisme rakyat dan menggugah semangat para pejuang untuk merebut kemerdekaan. Melalui media massa pula, para pejuang dapat mengetahui bahwa Jepang telah menyerah kepada pasukan sekutu.
Sementara itu, dalam masa pembangunan, peran media massa sangat penting, Peran media massa sangat penting. Peran media komunikasi massa dalam masa dalam masa pembangunan adalah sebagai berikut :
·Alat penunjang pelaksanaan pembangunan Indonesia.
·Alat penyiar informasi, gagasan, pendapat-pendapat, inovasi dan komunikasi yang beraneka ragam dan berjarak jauh.
·Mengubah sikap dan cara hidup untuk mencapai taraf yanglebih tinggi.
·Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
·Memberikan penilaian kepada hasil-hasil pembangunan yang telah berhasil di capainya.
·Memberitahukan kepada masyarakat tentang hambatan, gangguan, tantangan maupun ancaman yang harus dihadapi dalam masalah pembangunan.
·Menginformasikan tentang perkembangan sebuah masyarakat, bangsa ataupun sebuah Negara.
·Alat kontrol ataupun pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan pemerintahan agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
Alhamdulillah, itulah kiranya kata yang terindah yang patut kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan fisika hasil praktikum yang berjudul “Jangka Sorong Dan Micrometer Sekrup “ ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kapada guru pembimbing praktikum mata pelajaran fisika yaitu ibu “Wiwik Kusumaningsih” yang telah memberikan penjelasan kepada saya tentang penyusunan laporan praktikum fisika ini. Saya menyadari dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan maupun dari segi bahasanya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi sempurnanya laporan fisika ini.
Akhirnya, semoga laporan fisika yang saya susun ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi saya sendiri sehingga tujuan yang di harapkan dapat tercapai. Amin !!!!!
Penyusun
DAFTARISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………….. ii
Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan langsung dari benda yang diukur dengan beberapa skala yang asli. Untuk pengerjaan di bengkel yang pengukurannya dengan ketelitian yang rendah biasanya menggunakan pengukurun dengan penggaris besi, dan untuk pengerjaan dengan ketelitian yang lebih teliti lagi, kita bisa menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup. Ketika seeorang menggunakan penggaris besi dalam melakukan pengukurannya, mungkin tidak ada kesulitan karena memang itu hanya mengunakan ketelitian rendah yaitu 1 mm. tetapi ketika seseorang menggunakan alat ukur dengan ketelitian yang lebih teliti lagi, terkadang mereka mengalami kesulitan – kesulitan dalam perhitungannya karena memang alat ukur tersebut menggunakan ketelitian yang lebih teliti yaitu mulai dari 0,1 mm hingga 0,01 mm, sehingga kita memerlukan pemanfaatan alat ukur jangka sorong dan micrometer sekrup.
B.TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan yang hendak di capai dari penyusunan laporan fisika hasil praktikum ini adalah untuk menentukan hasil pengukuran panjang, tebal, lebar, diameter, suatu benda dengan menggunakan jangka sorong dan micrometer sekrup.
C.MANFAAT PRAKTIKUM
Adapun manfaat dari penyusunan laporan fisika hasil praktikum ini adalah agar semua pihak mengetahui bagaimana cara dan manfaat menggunakan jangka sorong dan micrometer sekrup, sehingga dapat mempermudah semua pihak dalam mengukur suatu benda kerja dan dapat menghasilkan benda kerja yang lebih baik dan dengan kualitas yang tentunya lebih tinggi pula.
BAB II
MATERI PRAKTIKUM
A.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari, tanggal : senin, 27 Februari 2012
Waktu: pukul 07.00-08.00 wita
Tempat: Lab. Ipa SMA Negeri 1 BOLO
Pelaksana : siswa kelas XII Ipa 1
B.LANDASAN TEORI
Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang menunjukkan perbandingan langsung dari benda yang diukur langsung dengan beberapa skala asli. Untuk pengukuran dengan ketelitian rendah, penggaris besi sangat sering digunakan. Karena penggaris besi itu merupakan salah satu alat ukur dengan ketelitian 1 mm. dan jika ingin menghasilkan hasil yang lebih berkualitas, yaitu dengan menggunakan pengukuran dengan alat ukur yang memiliki ketelitian yang lebih teliti lagi.
Alat yang dapat digunakan dalam pengukuran ini yaitu alat ukur jangka sorong dan mickrometer sekrup.
A. Jangka Sorong Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm, artinya ketepatan pengukuran dengan alat ini sampai 0,1 mm terdekat. Jangka sorong memiliki dua macam skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
B.Micrometer Sekrup
Micrometer sekrup biasa di gunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, misalnya kertas, diameter kawat, memiliki ketelitian 10x lebih teliti dari pada jangka sorong. Ketelitiannyasampai 0,01 mm.
Micrometer sekrup terdiri dari :
·Poros tetap
·Poros geser / tetap
·Skala utama
·Skala nonius
·Pemutar
·Pengunci
C.ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebgai beikut :
·Jangka sorong
·Micrometer sekrup
D.PROSEDUR PRAKTIKUM
A.Jangka sorong
Mula-mula perhatikan skala nonuis yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Misalnya skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 m. selanjutnyaperhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke belakang, misalnya menunjukan angka 4,7 cm sehingga diameter yang di ukur = 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74
a.Mengukur diameter luar benda
Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
b.Mengukur diameter dalam benda
Putarlah pengunci ke kiri, masukan rahang atas ke dalam benda, geser rahang tepat pada benda putar pengunci ke kanan.
c.Mengukur kedalamn benda
Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hinggaujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.
B.Micrometer sekrup
Cara menggunakan micrometer sekrup:
1.Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
2.Bukalah rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat di masukkan ke dalam rahang.
3.Letakkan benda yang di ukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
4.Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi klik.
Skala pada micrometet sekrup dibagi dua jenis :
·Skala utam, terdiri dari skala : 1,2,3,4,5 mm dstnya
Dan nilai tengahnya : 1,5, 2,5, 3,5. 4,5, 5,5 mm dstnya
·Skala putar, terdiri dari skala 1 sampai 50
Setiap skala putar berputarmundur 1 putaran, maka skala utama bertambah 0,5 mm. sehingga 1 skala putar = 0,01 mm
Pembacaan skala micrometer :
·Perhatikan skala putar beradapada angka berapa pada skala utama, misalnya x mm.
·Perhatikan penunjukan pada skala putar. Angka pada skala putar berimpit dengan garis mendatar pada skala utama, misalnya y,
Maka pembacaan micrometer tersebut = x+ ( y x 0,01 )